Skip to main content

Dealing with Self Criticism

You know that one day that you feel lost and confused? I've been there. And I believe many others did too at some points in their lives.

It started with us criticising and overwhelming ourselves with negative thoughts. Then comes the urge of, "arghh, the wold is against me, I'm not worthy, why do I always mess things up etc...etc..".

So, have you been there, done that? I have:).

Well, one of the greatest things to deal with I believe, is not whether I have or haven't achieved my target. But it is dealing with myself when I failed or made mistakes. How to dust the pain off and get back up again with the same (if not stronger) energy and motivation to do it again.

I got to say, not all falls are easy to come back from. Thankfully enough, now I'm starting to believe that no matter what happen I will rise again and again to keep pushing myself into being a better version of me.

In the eyes of who that I do this? Number 1, in the Eyes of The Greatest Creator, Allah SWT. And number 2, is for myself - as with only having myself better, that I get to (as a complementary) appear and serve people around me better.


Self-note: Nak kena baca buku ni tak lama lagi.

It is a journey, unique per each individual. Never should we compare, except between our old to new selves. So the more I grow, the more I find that comparitison with other people is becoming less and less meaningful. 

I guess maybe that's one of the benefits of having the concept of Moral Hijrah* in Islam. And the most common and frequent type we encounter on our daily basis is one within ourselves, our very own souls.

*Hijrah of the soul is a transitional line between the human weakness for sin to a position of security from sin, a state of disobedience to one of obedience (quoted from Dar Al-Ifta).

It always gives me the highest level of satisfaction when in what I do, I can relate it back to what I spirituality trust in which is my religion. Even for those not sharing the same faith as mine, I surely believe that when they get to do something that reinforces their trust in their faith, the satisfaction level is off the charts.

So there they are, my 2 cents and views of how to deal with (negative) self-criticism. How would you deal with yours? What sets of understandings that help you overcome it? Feel free to share it with me. I'll be reading out ;).

For now, I'm signing off. Email me your feedback to if commenting below is not your cup of tea.

Comments

  1. Replies
    1. Memang buku yg sama lah Unid 😂. I snapped gambar masa visit rumah you.

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Cara Mendapatkan Bantuan Psikiatri

“Rasa macam nak gila!” “Mesti orang fikir aku dah tak siuman.” “Aku rasa macam dah tak guna hidup.” “Aku ni hidup menyusahkan orang je.” “Kenapa dada rasa sesak ni? Rasa macam nak mati je.” Pernah tak benda-benda ni terlintas di kepala? Jika pernah, JANGAN RISAU. Korang tak bersendirian. Jujur, aku sendiri pernah mengalami beberapa simptom di atas yang membuatkan aku nekad mencari pertolongan. Rakan-rakan sekalian, dalam dunia ni setiap manusia diuji dengan perkara-perkara berbeza. Kalau dulu bila seseorang cakap dia rasa macam nak hilang akal mesti cepat masyarakat cop dengan panggilan ‘GILA’. Scary kan? Memanglah scary, tapi ketahuilah bahawa sekarang ni di negara kita dah semakin banyak kesedaran dan kempen diadakan untuk ‘mengajar’ masyarakat untuk lebih tahu dan sensitif dengan isu MASALAH MENTAL. Ingat tu, masalah mental tak semestinnya gila. Pada aku yang gila ni orang yang nak tukar lorong atau masuk simpang tak bagi signal, orang yang suka potong barisan, orang yang kerja nak

Cantik Muka

Assalamualaikum. Cantik. Semua wanita ternaluri menginginkannya. Pelbagai jenis cantik dicipta olehNya di dunia. Kebelakangan ini hatiku terusik merungkai satu perkara. Jenis cantik muka yang semakin kulihat dipapar sini sana. Tatarias muka (make up), makin hari makin banyak langkah-langkahnya. Power of make up banyak menjadi mentera. It’s an art, itu justifikasi yang diguna merata. Diusia tiga puluhan, aku tidak lagi terganggu dengan pelbagai cereka. Yang kukhuatir anak-anak gadis yang baru mendunia. Apa di sekeliling mereka itulah gurunya. Apa aku punya dendam dengan make up? Tiada. Masih lagi hari ini bersesuai masa kutepek bedak & gincu juga. Jadi apa isunya? Yang buat terusik hati wanitaku adalah kerana aku wanita Melayu, Asia Tenggara kedua, Asia ketiga dan seterusnya. Wajah kita unik dan tersendiri. Asian beauty, masih lagi bererti. Atau masih betulkah itu realitinya kini? Gusar juga kulihat wajah-wajah yang diangkat - bermata biru berkening coklat. Kulit harus putih merah,

Mengatasi Depression

Subhanallah, sudah terlalu lama aku tak menulis. Maaf kalian. Kini dah masuk 5 bulan 2 minggu kandunganku. Ya, pada 9 Mac lepas aku dah selamat bernikah & berwalimatul urus dengan suamiku. Syukur Alhamdulillah.  Nukilan pagi Ahadku. Sebulan lebih selepas itu, kami diberi berita gembira bakal menimang cahaya mata. Dengan umur kami berdua 32 tahun, kami memang tidak ada merancang untuk melewatkan dapat anak. Menyegerakan juga tidak sebenarnya tapi kami hanya berserah padaNya jika sudah sampai waktu. Dan kalian pasti tahu dari post sebelum ini yang aku didiagnos dengan  Major Depressive Disorder (MDD)  sejak bulan Mei tahun lepas. Sememangnya pada awal ia menjadi tamparan berat buatku. Namun nikmat Allah itu sangat besar - dalam ketika ‘kejatuhan’ itulah aku diberi nikmat jodoh olehNya. Sang bakal suami muncul saat aku jatuh, padahal dari dulu kufikir hanya bila hidupku sudah sempurna baru jodoh bakal muncul. Bukan itu rupanya perancangan Dia. Menjadi wanita mengandung dan pada masa y